Rabu, 15 Februari 2023

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Pengambilan Keputusan

Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

السّلام عليكم و رحمة اللّه و بركاته

Pandai berhitung merupakan dasar berpikir logis serta dapat melatih kemandirian literasi anak, sedangkan hal yang lebih baik dari pandai berhitung adalah pandai memperhitungkan karena itu merupakan dasar anak dalam mengambil keputusan yang baik. Kalimat tersebut adalah salah satu makna dari "Teaching kids to count is fine but teraching them what counts is best" (Bob Talbert)

   Patrap Triloka Ki Hajar Dewantara sangat berkaitan erat dengan materi pada modul 3.1 ini, dimana seorang pemimpin harus berada di depan untuk menjadi panutan (ing ngarso sung tulodho), mendukung kebaikan setiap anggotanya (ing madyo mangunkarso), dan senantiasa memberikan dorongan untuk kemajuan anggota dan institusi yang dipimpinnya (tut wuri handayani). 
   Prinsip-prinsip yang digunakan oleh setiap individu dalam mengambil keputusan tentunya sangat terpengaruh oleh nilai-nilai yang tertanam dalam diri individu tersebut, karena nilai-nilai itulah yang selama ini memandu setiap langkah setiap individu, nilai-nilai itu pula yang selama ini menjadi kebiasaan dan dasar setiap individu dalam mengambil suatu keputusan.
    Selain berkaitan dengan Patrap Triloka Ki Hajar Dewantara, modul 3.1 juga sangat terkait dengan materi coaching, karena kegiatan coaching meyakini semua orang memiliki solusi atas suatu permasalahan. Kegiatan coaching juga membutuhkan coach untuk mendorong/menentukan coachee menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang memprofokasi dan mematik seorang coachee untuk dapat mengeksplorasi jawaban dari dirinya sendiri, sehingga seorang coachee dapat menemukan keputusan tidak hanya bersumber dari satu pertimbangan saja, tetapi memiliki opsi yang baik aatau trilema secara kreatif.

Screenshoot Elaborasi Pemahaman Modul 3.1 

    Seorang guru Seorang guru harus mempunyai kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolahan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness), dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skill) sebelum mengambil keputusan, sehingga keputusannya tidak diambil secara gegabah dan bersifat individual, tetapi keputusannya tentu sudah dipikirkan secara matang dan demi kabaikan bersama. Sebab itulah kompetensi sosial dan emosional juga sangat mempengaruhi seorang guru dalam mengambil keputusan, terlebih lagi keputusan masalah dilema etika.
        Keterkaitan antara petrap triloka Ki Hajar Dewantara, coaching untuk supervisi akademik dan kompetensi sosial emosional dengan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin di atas tentunya dapat memperkuat kompetensi individu sebagai seorang pemimpin. Hal ini dapat mempengaruhi seorang pemimpin dalam menangani kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika untuk tetap berpedoman pada nilai-nilai yang dianut sebagai seorang pendidik. Pemimpin juga dapat memunculkan trilema menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langka dan pengujian keputusan dengan sebenar-benarnya, sehingga tidak terjebak ke dalam keputusan yang justru merugikan atau yang hanya berpihak kepada salah satu pihak saja.
          Keputusan yang telah diproses melalui 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan tentunya dapat diterima oleh semua pihak, sehingga akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Hal ini tentunya perlu dibarengi dengan konsistensi pelaksanaan penerapan budaya positif sekolah dan adanya keteladanan dari setiap pemimpin pembelajaran.
        Tantangan dalam dalam menjalankan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika di lingkungan saya adalah jika ada guru yang lebih senior memiliki perbedaan pendapat dalam keputusan yang diambil atau tidak dilibatkannya mereka dalam pelaksanaan keputusan tersebut, hal ini biasanya dapat mempengaruhi kinerja guru lain yang terlibat dalam pelaksanaan keputusan. Selain tantangan tersebut, sebagai sekolah kejuruan dan swasta, kami memiliki guru yang notabenya seorang praktisi dan guru yang memiliki kesibukan lain di luar, sehingga ada hal-hal di dalam keputusan yang tidak semua guru bisa melaksanakannya.
Ilustrasi dilema etika dan bujukan moral
sumber : modul elaborasi pemahaman modul 3.1

      Sebagai seorang pendidik setiap pengambilan keputusan memang seharusnya berdampak kepada pengajaran yang memerdekakan murid, karena sebagai sorang guru memang harus memiliki nilai berpihak pada murid, memenuhi kebutuhan murid dan melaksanakan pembelajaran yang tepat untuk murid yang berbeda-beda menggunakan pembelajaran yang berdiferensiasi. Selain memenuhi kebutuhan murid yang berbeda-beda, seorang pendidik juga harus melaksanakan pembelajaran dengan mengedepankan pengelolahan sosial dan emosional. Selain memerdekakan murid, seorang pendidik tentunya harus memberikan teladan yang baik, sehingga tindak-tanduknya dapat menjadi contoh dan reverensi baik bagi murid dalam berprilaku, di samping itu salah satu tugas guru juga menuntun kodrat pada murid, maka seorang pendidik harus menuntun dan mengarahkan murid agar tidak kehilangan arah, dan supaya murid dapat memiliki profil sorang pelajar pancasila.

        Berikut adalah gambaran pemahaman materi pada modul 3.1 tentang "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin"


Ilustrasi pemahaman modul 3.1